Sabtu, 13 Oktober 2012

masa kemajuan islam( 700-1000)


masa kemajuan islam
(700-1000 m)
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Sejarah Peradaban Islam”
Dosen Pembimbing
“IMAM MUSYAFAK”


Disusun Oleh :
1.    Erin Yusanti (2823123038)
2.    Erna Dwi Fitri Yunitasari (2823123039)
3.    Febri Eko Wahyuni (2823123049)

JURUSAN SYARIAH PRODI MPS 1 B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN TULUNGAGUNG
2012
KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul MASA KEMAJUAN ISLAM ( 700-1000).

Makalah ini berisikan tentang informasi Kemajuan Islam pada masa bani Umayyah dan pada masa bani Abbasiyah.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita tentang Masa Kemajuan Islam pada abad ke 700-1000 M.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

                                                                                    Tulungagung, 8 Okober 2012

                                                                                                    Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman Smapul         ……………………………………………....            i
Kata Pengantar           ……………………………………………...             ii
Daftar Isi                     ………………………………………………            iii
BAB I                         ………………………………………………            1
PENDAHULUAN     ………………………………………………            1
A.    Latar Belakang      ………………………………………………            1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………            1
C.     Tujuan Pembahasan……………………………………………..            1
BAB II                                    ………………………………………………            2
PEMBAHASAN        ………………………………………………            2
Masa Kemajuan Islam:
A.    Khilafah Bani Umayyah………………………………………...            2
B.     Khilafah Bani Abbasiyah………………………………………..            4
BAB III                      ………………………………………………            8
A.    Kesimpulan           ………………………………………………            8
B.     Saran                     ………………………………………………            9
DAFTAR PUSTAKA            ………………………………………………            iv


                                                                                                           
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa STAIN Tulungagung untuk tidak hanya sekedar paham Perbankan, tapi juga paham akan sejarah peradaban islam di masa lalu untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi.
Islam sejak kelahirannya pada awal abad ke-7 di Mekkah, Islam terus mengalami perkembangan yang pesat melewati berbagai tantangan yang sangat berat, sampai akhirnya tersebar ke seluruh dunia. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan  dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang Masa Kemajuan daulah Abbasiyah dan daulah Umayyah.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan permasalahan yang akan kami ambil sebagai acuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana Masa Kemajuan Islam Pada Abad ke 700-1000 M, yaitu pada masa Kekhilafahan:
A.    Dinasti Umayyah ?
B.     Dinasti Abbasiyah ?

C.    TUJUAN PEMBAHASAN
Masa Kemajuan Islam Pada Abad ke 700-1000 M, yaitu pada masa Kekhilafahan:
A.    Dinasti Umayyah
B.     Dinasti Abbasiyah
BAB II
PEMBAHASAN
Masa Kemajuan Islam Pada Abad ke 700-1000 M
A.    Khilafah Bani Umayyah
Dinasti Umayyah didirikaa oleh Muawiyah ibn Abi Sufyan ibn Harb ibn Umayah. Muawiyah dinobatkan segabai khalifah di Iliya’ (Yerussalem) pada 40 H/660 M. dengan penobatan itu, ibu kota provinsi suriah, Damaskus, berubah menjadi ibu kota kerajaan Islam. Muawiyah memiliki kekuasaan yang terbatas karena beberapa wilayah islam tidak mengakui kekhalifahannya.[1]
Pemerintahan yang awalnya bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekhakifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak.
Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun (40-132/661-750 M). Pada masa kekuasaan dinasti ini banyak kemajuan, perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai, terlebih pada masa pemerintahan walid ibn Abdul Malik (86-96 H/705-715 M). [2]
Diantar kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Umayah adalah sebagai berikut
A.    Perluasan Wilayah
Kejayaan dinasti Umayyah di tandai dengan dicapaianya ekspansinya yang sangat luas. Langkah ekspansi ini menunjukkan stabilitas politik Umayyah yang cukup mapan.Selama pemerintahan al-Wahid dan Hisyam, islam berhasil memperluas wilayah sampai batas-batas yang terjauh, membentang dari Lautan Atlantik dan Pyrenees hingga ke Indus dan Cina,perluasan yang hampir tak tertandingi sejak masa klasik, dan hanya dilampaui pada masa modern oleh kerajaan Inggris dan Rusia.Pada masa  kejayaan tersebut terjadi penaklukan Transoxiana, penaklukan kembali dan pengendalian keamanan di Afrika Utara, dan Penklukan daerah Eropa sebuah upaya terbesar yang pernah dilakukan oleh orang-orang arab,yaitu penaklukan Spanyol.[3]
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah.[4]
B.     Bidang Ekonomi
Pada masa pemerintahn umayyah berada di tangan khalifah Abdul Malik ibn Marwan,lebih kurang duabelas tahun, kondisi dinasti umayyah inilah relative stabil. Pada masa ini di bangun prasarana dan masjid-masjid,pembangunan  beberapa irigasi. Upaya itu menjadikan pertanian dapat berkembang pesat,demikian juga industri kulit dan tenun mengalami kemajuan yang cukup bagus.
Pada masa Al-Walid, ia membenahi prasaran perkotaan dan pembangunan kesejahteraan sosial lainnya. Ia membeahi jalan-jalan, panti-panti untuk penderita penyakit kusta,membangun rumah sakit. Mempercantik masjid al-Haram di mekkah. Di antara prestasi terbesarnya adalah mengubah fungsi Katedral St. Yahya Pembaptis di Damaskus ,menjadi masjid yang sangat agung , masjid Umayah ini masih dianggap sebagai tempat suci keempat bagi Umat Islam.[5]
C.    Bidang Administrasi
1.      Ibu Kota umat Islam dipindahkan ke kota Damaskus.
2.      Pembagian Wilayah Kekuasaan terbagi dalam 10 provinsi.
3.      Bidang Adminitrasi Pemerintahan. Organisasi tata usaha negara terpecah kedalam bentuk dewan: departemen pajak (Dewan al Kharaj);departemen pos (Dewan Rasail)departemen dokumen negara ( Dewan al Khatim)
4.      Organisasi keuanggan masih terpusat pada Baitulmaal yang asetnya diperoleh dari pajak tanah, perorangan bagi nonmuslim. Pencetakan uang di lakuakn pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan.
5.      Organisasi ketentaraan( An Nidamul Harbi)
6.      Organisasi Kehakiman ( An Nidamul Qadhai)
7.      Bidang seni dan sastra. Pada masa khalifah Walid ibn Abdul Malik,terjadi keseragaman bahasa,semua bahasa daerah terutama pada bidang administrasi diseragamkan dengan menggunakan bahasa Arab.
8.        Bidang Seni Rupa,yang berkembang hanya seni ukir dan pahat,terlihat pada khaligrafi(khat Arab) sebagai motifnya.[6]
D.    Berkembangan Dunia Pendidikan
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentralisasi tidak memiliki tingkatan dan standar umum. Kajian keilmuan yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya seperti; Basrah dan Kuffah(Irak),Damsyik dan Palestina(Syam), Fistat (Mesir). Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: Kedokteran,Filsafat, Astronomi, Ilmu Pasti, Sastra, Seni baik itu seni bangunan, seni rupa, maupun seni suara.[7]
B.     Khilafah Dinasti Abbasiyah
Daulah Abbasiyah yang didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh Abu Abbas Abdullah As Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muntholib bin Abdul Manaf, merupakan kelanjutan dari pemarintahan daulah umayyah telah hancur di damakus. Di namakan ke khalifahan Abbassiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan bani Abbas, paman nabi Muhammad Saw.[8]
Kemajuan yang di alami diantaranya adalah:
A.    Perluasan Wilayah
Perluasan kekuasaan dan pengaruh islam bergerak ke wilayah timur Asia Tengah dari perbatasan India hingga ke cina. Wilayah kekuasaan Islam amat luas yaitu meliputi wilayah yang telah dikuasai,oleh bani umayah. Namun di masa kekuasaan bani Abbasiyah perluasan daerah dan penyiaran Islam makin berkembang hingga meliputi, daerah turki Armenia dan sekitar laut kaspia.
B.     Perkembangan dunia politik
Sebagai kekuatan baru yang mulai tumbuh dan di tegakkan di atas puing-puing kehancuran dinasti umayah menjadikan langkah yang dijalankan oleh pemerintahan bani Abbas adalah upaya pemantapan dan stabiliastas daulat Abbasiyah yang mewarisi seluruh wilayah luas, bekas wilayah dinasti umayah. Beberapa langkah strategis yang di lakukan oleh pemerintahan bani abbasiyah antara lain: Melenyapkan kekuatan dinasti umayah yang tersisa, memadamkan upaya-upaya gerakan pemberontakan.[9]
C.    Bidang Ekonomi
Unsur-Unsur Perekonomian yang dikembangkan zaman dinasti Abbasiyah adalah sebagai berikut:
1.      Pertanian: Memperluas area pertanian, membangun sarana dan pra sarana transportasi baik darat maupun laut ke daerah-daerah pertanian serta membangun irigasi dan mengairi kanal unuk menyalurkan air ke areal pertanian
2.      Perindustrian: Hasil industrinya seperti tekstil,sutra,wol,gelas dan kramik. Di bagdad 400 kincir air,4000 pabrik gelas.
3.      Perdagangan: Bagdad menjadi kota pusat perniagaan atau perdagangan,serta kota transit yang menghubungkan lalu lintas perdagangan antara barat dan timur jauh. Disini di buka perwakilan dagang india dan china.[10]
D.    Bidang Administrasi
Wazir sebagai coordinator departemen, wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak,berasal dari Balkh,Persia.Membentuk lembaga protocol negara,sekertaris negara,dan kepolisian negara, di samping membenai angkatan bersenjata.[11] Pemerintahan pada masa bani Abbasiyah,meliputi 6 aspek, diantaranya, Pimpinan Negara, Wilayah Negara, Angkatan Perang, Baitul Mal, dan organisasi kehakiman.
E.     Ilmu Pengetahuan
Lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Ketika itu lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkat, 1)Maktab/Kuttab dan Masjid, 2)Tingkat Pendalaman.Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah Universitas. Di antara ilmu dan ahli ilmu yang berkembang adalah sebagai berikut.[12]
1.      Ilmu Filsafat: Al Farabi banyak menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika dan interprestasi terhadap filsafat aristoteles. Ibn Sina juga banyak menulis buku tentang filsafat.
2.      Kedokteran: Jabir bin Hayan dianggap sebagai bapak ilmu kimia,Hunain bin Ishaq Ahli mata yang terkenal.
3.      Matematika: Umar Al Farukan, Insinyur pembanguna kota bagdat, Al Khawarizmi pengarang kitab al Jabar, penemu angka nol,mengembangkan angka 1-9. Banu Nusa menulis banyak buku dan ilmu ukur.
4.      Astronomi: Al Fazari pencipta Astrolabe. Al Batani. Al Farqoni membangun beberapa opserfatorium di Baghdad maupun di Yunde Shahpur.
5.      Farmasi dan Kimia: Ibnu Baithar,Ahli obat-obattan makanan/gizi
6.      Ilmu Tafsir: Ilmu Tafsir pada masa ini terdiri dari : Tafsir Bin Ma’tsur, Tafsir Bin Ro’yi
7.       Ilmu Hadits: Muncul Ilmuan diantaranya, Imam Al Bukhari,Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, An Nasai
8.      Ilmu Kalam: Diantara ilmu kalam yang berkembang adalah Jabarriyah, Qodariyah, Muktazilah, Ahlu Sunah
Ilmu Bahasa, beberapa ahli bahasa: Sbawaihi, Al Kisai, Abu Zakariyah Al fara. [13]
9.      Fiqih: Para Fuqaha yaitu ahli fiqih yang mampu menyusun kitab-kitab fiqih. Penyusun kitab al-Musnad al-Imam al-‘itdham atau fiqih Al-Akbar (Imam Malik) 97-179 H, Penyusun kitab Al-Muwatha’ (Imam Syafi’i) 150-204 H, penyusun kitab al-Ilm dan al-Fiqh al-Akbar fi al-Tauhid (Ibnu Hanbal) 780-855 M. menyusun kitab Al-Musnad.[14]










BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
a.      Umayyah
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Bani Umayah dimulai dengan pengangkatan Muawiyah sebagai khalifah dengan cara yang tidak demokratis pada tahun 41 H. Selanjutnya sistem kepemimpinan dilangsungkan secara monarchiheridetis (kerajaan turun temurun) selama 90 tahun. Peristiwa penting yang terjadi pada masa itu antara lain terbunuhnya Husein bin Ali di Karbala pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah.
Meski demikian, Bani Umayah mencatatkan beberapa kamajuan, terutama di bidang arsitektur, perdagangan, militer dan kesenian. Adapun masa keemasan terjadi ketika tampuk kepemimpinan berada di tangan Abdul Malik bin Marwan sampai Umar bin Abdul Aziz.
b.      Abbasiyah

B.     SARAN
Dari penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang maksimal, seperti kisah pendirian dinasti Umayah dan Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan dinasti  ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah Umayah dan Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita.Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan, sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga Ali bin Abu Tholib yang notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada masa dinasti ini terulang yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan dinasti Umayah dan Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menyebabkan runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.




DAFTAR PUSTAKA

Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj.R. Cecep Lukman, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008.

Ahmad Romadhon, Peristiwa-Peristiwa Penting dan Tokoh-Tokoh yang Berprestasi Dalam Perkembangan Islam Periode Klasik, sumber: http://www.romadhon-byar.com/2011/09/perkembangan-islam-periode-klasik.html#ixzz28VCusW8F, diakses: 6 oktober 2012








[1] Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj.R. Cecep Lukman (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006) hal.235
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal.42
[3] Ibid, PhilipK Hitti, hlm. 225.
[4] Ibid, Badri Yatim, hlm . 44.
[5] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 80
[6] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.58-59
[7] Ibid, Samsul Nizar, hlm. 40
[8] Ibid, Imam Fu’adi, hlm.49
[9] Imam Fu’adi, hlm.114
[10] Ibid,Imam Fu’adi, hlm. 122
[11] Ibid,Imam Fu’adi, hlm.51
[12] Ibid,Imam Fu’adi, hlm.54-55
[13] Ibid, Philip k. Hitti,hlm.454-450
[14] Ahmad Romadhon, Peristiwa-Peristiwa Penting dan Tokoh-Tokoh yang Berprestasi Dalam Perkembangan Islam Periode Klasik, sumber: http://www.romadhon-byar.com/2011/09/perkembangan-islam-periode-klasik.html#ixzz28VCusW8F, diakses: 6 oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar